Dermaga adalah suatu bangunan
pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang
melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Di
dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal,
air minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses
lebih lanjut di pelabuhan. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan
ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Menurut Triatmodjo (1996) dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quay dan jetty atau pier atau jembatan.
Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit
dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga yang menjorok ke laut. Sebelum
merancang dan membangun dermaga, perlu diketahui untuk keperluan apa
dermaga tersebut didirikan.
![]() |
Quay/wharf |
![]() |
Pier/jetty/jembatan |
Pemilihan tipe dermaga
sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal, arah
gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut, dan
tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis.
Pemilihan tipe dermaga disesuaikan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi tipe struktur dermaga adalah sebagai berikut (Triatmodjo,
1996 : 157-159 dalam HSB, 2009) :
1. Tinjauan topografi daerah pantai
Pada perairan yang dangkal
hingga dalam yang berada cukup jauh dari darat, penggunaan jetty akan
lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengurukan yang besar. Sedangkan
di lokasi dimana kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier dengan
melakukan pemancangan tiang perairan yang dalam menjadi tidak praktis
dan sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf lebih tepat.
2. Jenis kapal yang dilayani
Dermaga yang melayani kapal
minyak (tanker) dan kapal barang curah mempunyai konstruksi yang ringan
dibanding dengan dermaga potongan (general chargo), karena dermaga
tersebut tidak memerlukan perlatan bongkar muat barang yang besar
(kran), jalan kereta api, gudang-gudang, dsb. Untuk melayani kapal
tersebut, penggunaan pier akan lebih ekonomis. Dermaga yang melayani
barang potongan dan peti kemas menemrima beban yang besar di atasnya,
seperti kran barang yang dibongkar muat peralatan transportasi (kereta
api dan truk). Untuk keperluan tersebut dermaga tipe wharf akan lebih
cocok.
3. Daya dukung tanah.
Kondisi tanah sangat menentukan
dalam pemilihan tipe dermaga. Pada umumnya tanah di dekat daratan
mempunyai daya yang lebih besar daripada tanah di dasar lautr. Dasar
laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari daya
dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih
menguntungkan. Tetapi apabila tanah dasar berupa karang pembuatan wharf
akan mahal karena untuk memperoleh kedalaman yang cukup di depan wharf
diperlukan pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah
karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang.
Menurut Suraji (2011), ada beberapa tipe struktur dermaga, antara lain :
• Dermaga tipe gravitasi
• Dermaga tipe tiang turap
• Dermaga tipe tiang turap dengan pelantar peringan
• Dermaga tipe bendungan elak berongga tiang turap baja
• Dermaga tipe bendungan elak ronggo pelat baja
• Dermaga tipe pir terbuka dengan taing pancang vertikal
• Dermaga tipe pir terbuka dengan pasangan tiang pancang miring
• Dermaga tipe pir pir terpisah
• Dermaga tipe pir terapung
• Dermaga tipe tambatan kapal di laut lepas (dolpin)
Sedangkan menurut Wikipedia (2012), ada beberapa jenis dermaga yang biasanya digunakan yaitu :
1. Dermaga ‘quay wall’
Dermaga quay wall ini
terdiri dari struktur yang sejajar pantai, berupa tembok yang berdiri di
atas pantai, dan dapat dibangun dengan beberapa pendekatan konstruksi
diantaranya sheet pile baja/beton, caisson beton atau open filled
structure. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan quay wall, yaitu :
• Dermaga quay wall adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan relatif berhimpit dengan pantai (kemiringan pantai curam).
• Konstruksi dermaga biasanya dibangun langsung berhimpit dengan areal darat.
• Kedalaman perairan cukup memadai dan
memungkinkan bagi kapal merapat dekat sisi darat (pantai). Kedalaman
perairan tergantung kepada ukuran kapal yang akan berlabuh pada dermaga
tersebut.
• Kondisi tanah cukup keras
• Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi berpengaruh pada detail dimensi struktur yang dibutuhkan.
2. Dermaga ‘dolphin’ (trestel)
Dermaga dolphin merupakan tempat sandar kapal berupa dolphin diatas tiang pancang. Biasanya dilokasi dgn pantai yang landai, diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan. Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam pembangunan dermaga dolphin:
• Dermaga dolphin adalah sarana tambat kapal yang fasilitas bongkar muatnya ada di haluan atau buritan.
• Jarak kedalaman perairan yang disyaratkan dari pantai relatif cukup panjang.
• Terdapat konstruksi tambahan berupa jembatan dermaga (trestel), tanggul atau dapat juga keduanya.
• Sarana tambat yang akan direncanakan terdiri dari struktur breasting dan mooring yang dihubungkan dengan catwalk.
• Posisi breasting berfungsi utama
sebagai sarana sandar kapal, tapi juga dapat berfungsi sebagai sarana
tambat kapal jika dipasang bollard, sedangkan mooring dolphin berfungsi
menahan kapal sehingga tetap berada pada posisi sandar.
• Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi berpengaruh pada detail dimensi struktur yang dibutuhkan.
3. Dermaga apung/system Jetty (Pier)
Dermaga apung adalah tempat untuk menambatkan kapal pada suatu ponton yang mengapung diatas air.
Digunakannya ponton adalah untuk mengantisipasi air pasang surut laut,
sehingga posisi kapal dengan dermaga selalu sama, kemudian antara ponton
dengan dermaga dihubungkan dengan suatu landasan/jembatan yang flexibel
ke darat yang bisa mengakomodasi pasang surut laut. Biasanya dermaga
apung digunakan untuk kapal kecil, yach atau feri seperti yang digunakan
di dermaga penyeberangan yang banayak ditemukan di sungai-sungai yang
mengalami pasang surut. Ada beberapa jenis bahan yang digunakan untuk
membuat dermaga apung seperti :
• Dermaga ponton baja yang mempunyai
keunggulan mudah untuk dibuat tetapi perlu perawatan, khususnya yang
digunakan dimuara sungai yang airnya bersifat lebih korosif.
• Dermaga ponton beton yang mempunyai keunggulan mudah untuk dirawat sepanjang tidak bocor.
• Dermaga ponton dari kayu gelondongan,
yang menggunakan kayu gelondongan yang berat jenisnya lebih rendah dari
air sehingga bisa mengapungkan dermaga.
![]() |
Jenis Dermaga |
Desain Dermaga
Dasar pertimbangan dalam perencanaan dermaga adalah sebagai berikut (Wikipedia, 2012) :
• Posisi dermaga ditentukan oleh ketersediaan lahan dan kestabilan tanah disekitar sungai.
• Panjang dermaga dihitung berdasarkan
kebutuhan kapal yang akan berlabuh, dasar pertimbangan desain panjang
dermaga yang bisanya dijadikan acuan adalah 1.07 sampai 1,16 panjang
kapal (LOA)
• Lebar dermaga disesuaikan dengan kemudahan aktivitas bongkar muat kapal dan pergerakan kendaraan pengangkut di darat.
• Letak dermaga dekat dengan fasilitas penunjang yang ada di daratan.
• Elevasi dermaga ditentukan dengan memperhatikan kondisi elevasi muka air sungai/pasang surut.
Jenis-jenis Quaywall
Struktur wall sangat tergantung kepada beberapa hal sebagai berikut:
• Kondisi tanah, merupakan faktor utama dalam penentuan jenis quay wall yang akan dipilih
• Tekanan tanah
• Muatan pada dermaga, beban merata, beban titik, gaya-gaya mooring (yang diterima melalui bollard ataupun fender
• Kedalaman didepan dermaga
• Pengaruh pasang surut dan garis air
• Faktor-faktor sekunder lainnya seperti angin, arus, gelombang, dan beberapa faktor minor lainnya.
B. Desain Dermaga Apung
Platform terapung seperti halnya
pontoon harus didisain hingga taraf kestabilan dan keamanan yang
diinginkan. Pontoon tersebut haruslah memiliki area permukaan dan tinggi
freeboard yang mencukupi sehingga dapat berfungsi dengan baik. Dimensi
pontoon yang didisain akan tergantung dari tipe pembebanan yang
digunakan. Beban-beban yang harus dipertimbangkan yang dapat bekerja
pada sebuah pontoon.
1. Beban statik dan beban hidup.
2. Reaksi dari jalan akses (jembatan atau gangway).
3. Tekanan hidrostatis.
4. Beban mati.
5. Gaya angkat.
By : DMS
Sumber Pustaka :
Anonymous, 2012. Pelayaran Sungai dan Danau/Pelabuhan Pedalaman. http://id.wikibooks.org/wiki/Pelayaran_Sungai_dan_Danau/Pelabuhan_Pedalaman#Dermaga. Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
HSB, Sahdan A. 2009. Analisa
Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang dan Sandar
Kapal Study Kasus (Dermaga Ujung Baru-Pelabuhan Belawan)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11798/1/09E00659.pdf.
TUGAS AKHIR. Fak. Teknik.USU. Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
Suraji, A. 2011. Pras. Transportasi: Pelabuhan.
http://widyagama.ac.id/ajisuraji/wp-
content/uploads/2011/12/Prasarana-Pransportasi Pelabuhan.pdf. page 11.
Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
Triatmodjo, Bambang. 1996. Pelabuhan. Yogyakarta. Beta Offset.
Gambar :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar